Stevia memang lebih populer di wilayah asalnya, Amerika Selatan, dan juga di Asia Timur seperti Jepang, China dan Korea Selatan. Di Paraguay, suku Indian Guarani telah menggunakan stevia sebagai pemanis sejak ratusan tahun lalu.
Ada sekitar 200 jenis stevia di Amerika Selatan, tetapi hanya Stevia rebaudiana yang digunakan sebagai pemanis.
Stevia atau nama ilmiahnya Stevia rebaudiana adalah tanaman herbal. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, yakni Paraguay dan Brasil. Di kawasan ini daun stevia sudah digunakan sebagai pemanis sejak ratusan tahun yang lalu. Selain itu digunakan juga sebagai pengobatan untuk masalah lambung.
Daun stevia diketahui memiliki tingkat kemanisan 30 kali lipat dibanding tebu, bahkan setelah diolah menjadi gula tingkat kemanisannya bisa mencapai 300 kali lipat dibanding gula tebu. Walapun tingkat kemanisannya tinggi, stevia mengandung kalori yang sangat rendah. Sebagai perbandingan, 2 sendok gula tebu mengandung 30 kalori dan 8 gram karbohidrat sedangkan 2 sendok stevia hanya mengandung 5 kalori dan 1 gram karbohidrat dengan tingkat kemanisan jauh lebih tinggi.
Bagian tanaman stevia yang digunakan sebagai pemanis adalah daunnya. Daun stevia dapat langsung digunakan sebagai pemanis. Cara untuk memanfaatkannya yaitu dengan dikeringkan. Proses pengeringan tidak memerlukan panas yang tinggi. Untuk skala rumah tangga, cukup dengan mengeringkannya di bawah sinar matahari selama kurang lebih 12 jam, mengeringkannya lebih dari itu akan menurunkan kadar steviosidanya. Atau dengan mengeringkan daun stevia di dalam microwave selama 2 menit, kemudian diserbukkan. Serbuk ini dapat langsung dikonsumsi sebagai pemanis makanan. Pemanis stevia juga dapat dikonsumsi dalam bentuk cair, yakni dengan merendamnya selama 24 jam kemudian disimpan di dalam kulkas. Perbandingan air dengan stevianya 1 : 4.
Yang harus tetap diperhatikan adalah faktor keamanannya. Jangan menggunakan stevia secara langsung apabila daun terpapar pestisida atau bahan kimia lain yang berbahaya bagi kesehatan.
Stevia mendapatkan sertifikat GRAS (Generally Recognized as Safe – “tidak keberatan”) dari Badan POM Amerika Serikat (Food and Drug Administration – FDA) pada Desember 2008 untuk digunakan sebagai pemanis alami nol kalori untuk produk makanan dan minuman. Dengan adanya hal tersebut akan lebih memperluas pasar ekspor bagi para negara produsen stevia, seperti negara-negara di Amerika Selatan, Jepang, Cina dan Korea Selatan serta negara-negara lain di Asia.
Masyarakat Jepang menjadi konsumen terbesar pemanis stevia. Pemanis stevia menguasai 40% pangsa pasar pemanis di Jepang. Mungkin hal ini yang membuat angka obesitas di Jepang relatif rendah.
Di Indonesia, stevia ditanam pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl dengan suhu lingkungan 20°C – 24°C. Curah hujan setahun rata-rata 1.400 mm dengan 2-3 bulan kering. Stevia tumbuh baik pada tanah podsol, latosol, dan andosol. Tanaman stevia menghendaki kelembapan tanah cukup tinggi dan memiliki toleransi tinggi terhadap tanah basah. Di daerah tropis, tanaman ini dapat ditanam sepanjang tahun. Sehingga jumlah gula stevia setahun akan dapat mengungguli gula stevia dari daerah-daerah sub-tropis yang hanya ditanam sekali setahun.