Ibrahim bin Adham dikenal sebagai seorang sufi yang memiliki banyak kisah hikmah. Salah satunya adalah ketika dia dipukuli oleh seorang prajurit yang sombong.
Dikatakan bahwa Ibrahim dalam perjalanan di suatu tempat. Di tengah jalan, Ibrahim disambut oleh sekelompok tentara. Dia tampak berjalan dengan gembira. Sampai salah satu dari mereka bertanya kepada Ibrahim dengan suara kasar: "di mana pesta terdekat?!!"
Kemudian Ibrahim tidak menjawab. Tangannya hanya menunjuk ke kuburan terdekat. Ketika dia melihat ini, prajurit itu sangat marah. “Apa yang kamu katakan, kamu hanya memberi tahu kuburan,” katanya dengan suara keras, wajahnya memerah karena tanda kemarahan.
Tentara itu kemudian melecehkan kepala Ibrahim bin Adham. Tapi Sufi itu tidak menghiraukan, dia bahkan berlalu saja pergi.
Prajurit arogan dan kelompoknya melanjutkan perjalanan mereka sampai mereka bertemu dengan seorang pria. "kalian akan celaka karena kepala yang kalian pukul adalah Ibrahim bin Adham, seorang sufi Zahid berilmu tinggi dari Khurasan," prajurit itu seketika gemetaran terbayang nasib buruk yang akan menimpanya.
Sesaat kemudian, tentara arogan itu berbalik dan mencari arah jalan Ibrahim bin Adham. Hingga akhirnya tentara menemui Ibrahim. Dia segera berlutut meminta maaf atas kekasarannya. “Maafkan atas kelakuanku wahai Syekh,” katanya.
Kemudian Ibrahim menjawab, “Aku telah memaafkanmu saat kamu pukul kepalaku, aku bahkan meminta kepada Allah SWT surga untukmu."
"Mengapa kamu berdoa untukku seperti ini," kata prajurit itu.
“ Saya tahu saya memasukkan perangkap padamu. Saya tidak berharap mendapatkan bagianku yang baik darimu dan bagianmu yang buruk dariku,” jawab Ibrahim.
Ini adalah pelajaran moral dari Ibrahim bin Adham. Dia tidak marah dan bahkan mendoakan orang yang zalim. Sebagaimana sabda Rasulullah, sebaik-baik mukmin adalah mukmin yang berakhlak baik.(Kisah ini diambil dari kitab Risalah Qusyairiyah karya Abul Qasim Abdul Karim Hawazin al Qusayiri an Naisaburi)