Beliau menjawab yang sering terjadi jika ada orang meminta makanan pada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam beliau senantiasa memberinya. Jika beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak ada, maka aku berhutang untuk memberikan makanan pada orang yang meminta.
Jika ada orang yang meminta pakaian, Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam pun memberi. jika beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak ada, maka akupun berhutang untuk membelikannya pakaian.
4 hari sebelum jatuh tempo bayar hutang. Penagih hutang menagih, kalau tidak bisa membayar maka Sayyidina Bilal akan jadi budaknya dan menggembala kambing untuknya.
Maka Sayyidina Bilal pun datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam minta izin pergi bekerja sampai ALLAH datangkan harta untuk membayar hutang-hutangnya.
Di esok harinya, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Sayyidina Bilal:
Wahai Bilal telah ALLAH datangkan kepadaku hadiah dari pemimpin suku Fadak untukku sebagai nazarnya. Empat ekor unta beserta muatannya.
Ambillah untukmu dan bayarlah semua hutang-hutangmu.
Kemudian Sayyidina Bilal bisa membayar hutang-hutangnya, dan datang kembali kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pada waktu isya'.
Kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bertanya, masih adakah sisa dari harta yang tadi?
Sayyidina Bilal menjawab, masih ya Rasulullah, kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam memerintahnya untuk membagikan kepada yang memerlukan sampai tidak ada sisa lagi. Begitulah kebiasaan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam. Tidak pernah menyimpan harta untuk esok hari, begitulah yang sering terjadi.
(Disarikan dari kisah sahabat, kitab Fadhilah Amal: Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandhalawi rahmatullah 'alaih)
Seperti apa hikmah yang dapat kamu ambil dari kisah diatas?
Kisah ini merupakan tauladan untuk kita berubah menjadi yang lebih baik lagi.